Indonesia merupakan
negara yang diapit oleh tiga lempeng utama bumi, lempeng tersebut adalah
lempeng Eurasia di bagian utara, lempeng pacific di bagian timur dan lempeng
hindia ( indo – Australia ) di bagian barat dan selatan. Kondisi Indonesia yang
diapit oleh tiga lempeng utama bumi itu menyebabkan Indonesia memiliki formasi
geologis yang kompleks dan disertai fenomena bencana kebumian yang cukup
intensif. Hal itu dibuktikan dengan sangat tingginya intensitas gempa bumi dan
proses vulkanisme yang terjadi di Indonesia. Selain aspek geologis, Indonesia
juga memiliki kondisi geografis yang strategis karena berada di antara 2 benua
besar yaitu benua asia dan benua Australia. Keadaan Indonesia yang sebagian
besar merupakan kepulauan juga menyebabkan Indonesia memiliki gejala perairan
dan cuaca yang sangat bervariasi. Hasilnya curah hujan, sirkulasi angin dan
gejala pasang air laut di Indonesia sangat mempengaruhi kondisi dan kehidupan
di wilayah Indonesia.
Mungkin kita lebih
sering mendengar mengenai bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dibandingkan dengan potensi energi yang
tersimpan di bumi Indonesia. Bencana itu seperti gempa bumi, gunung meletus,
banjir, dan badai. Dibalik bencana yang sering melanda Indonesia, ternyata banyak
potensi seperti air, angina dan udara yang mempu menjadi alternatif krisis
sumber daya energi di Indonesia. Tidak heran hal itu menjadikan Indonesia
sebagai salah satu negara terkaya dalam hal potensi sumber daya alam. Persebaran potensi energi itu tersebar baik
didalam bumi maupun didalam lautan. Sumber daya alam yang ada didalam bumi
seperti batubara, minyak dan banyak lagi tambang lainnya. Selain energi-energi
yang sudah sering dikembangkan, ada pula potensi energi yang memiliki potensi
besar seperti air, angina, dan udara. Berdasarkan keterdapatann dan tingkat
pembaharuaannya, energi saat ini dapat dibedakan menjadi energi konvensial dan
energi non-konvensional.
Setelah dibahas diatas
perbedaan antara energi konvensional dan energi nonkonvensional pertama energi
konvensional tidak dapat diperbaruhi dalam waktu singkat sedangkan energi
nonkonvensional dapat di perbaruhi dalam waktu singkat, kedua energi
nonkonvensional dilakukan perubahan agar dapat digunakan lebih praktis
ketimbang energi konvensional , ketiga energi konvensional merupakan energi
yang berbhaya bagi lingkungan dalam artian polusi yang dihasilkan oleh energi
1.
Energi
Konvensional
Sumber energi konvensional merupakan sumber energi
yang belum ditersentuh oleh teknologi yang ada atau belum diubah menjadi energi
yang praktis, energi ini merupakan energi dalam bumi yang jumlahnya terbatas
dan tidak dapat di perbaruhi lagi. Sumber energi ini cepat atau lambat akan
habis dan berbahaya bagi lingkungan. Disebutkan bahwa energi ini tidak dapat
diperbaruhi maksudnya adalah energi ini tidak dapat di regenerasi dalam waktu
yang singkat. Lalu berbahaya bagi lingkungan karena menimbulkan polusi
udara,air dan tanah yang berdampak pada kelangsungan makluk hidup. Indonesia
sendiri memiliki sumber energi konvensional berupa, dalam bentuk cairan
(minyak), gas (gas alam) dan padat (batubara dan uranium). Saat ini ketersedian
sumber energi konvesional berupa minyak sudah terbatas, gas alam yang cukup dan
batubara yang masih sangat melimpah.
2.
Energi
Non-Konvensional
Sumber energi non konvensional jelas sekali berbeda
dengan energi konvensional, energi nonkonvensional sendiri merupakan energi
yang dapat diperbarui dalam waktu singkat atau secara umum dikenal sebagai
sumber energi yang dapat dengan cepat diperbaruhi secara alami. Selain waktu
regenerasinya juga pada energi konvensional tidak tersentuh oleh teknologi
sedangkan pada energi non konvensional melalui teknologi contohnya pembuatan
aki, baterai, solar cell dan sejenisnya. Memang pada dasarnya energi
non-konvensional merupakan energi yang berasal dari alam, hanya saja energi ini
diolah kembali sehingga menjadi energi yang lebih praktis dan siap digunakan.
Beberapa alternatif pengembangan sumber energi non-konvensional yang tujuannya
digunakan untuk mengganti sumber energi konvensional.
1. Energi
matahari
Cahaya
matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan cara menangkap cahaya
matahari dengan beribu-ribu fotosel
2. Energi
Panas Bumi
Panas
bumi yang pada daerah pegunungan merupakan panas yang bersumber dari magma.
Bila didekat magma akan terdapat cadangan air, maka air itu akan panas dan menjadi sumber air panas
3. Energi
Angin
Energi
ini dapat menjadi energi listrik dengan menggunakan kincir angin yang
dihubungkan ke generator listrik
Konvensional berdampak buruk bagi udara, air dan
tanah sedangkan energi non-konvensional dibuat agar ramah terhadap
lingkungan.
Terima kasih atas informasinya
BalasHapusjadi, non konvensional tuh renewable ya? okedehh
BalasHapusThanks infonya
BalasHapusJadi Pb sebagai bahan dasar accu masuk katagori energi non konvensional ya..?
BalasHapusJadi Pb sebagai bahan dasar accu masuk katagori energi non konvensional ya..?
BalasHapus